SIJUNJUNG, – Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakkeswan) Sumatra Barat (Sumbar) mengungkap kronologi penemuan kasus wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) di Pasar Ternak Palangki, Sijunjung.
Kadisnakkeswan Sumbar, Erinaldi mengatakan, awalnya ada salah seorang warga Jorong Padang Basiku, Nagari Lubuk Tarok, Kecamatan Lubuk Tarok, Sijunjung yang mengeluhkan bahwa sapi peliharaannya sakit.
Sapi tersebut diketahui dibeli di Pasar Ternak Palangki pada 7 Mei 2022 dalam kondisi sehat. Hewan ternaknya itu mulai mengalami sakit pada 8 Mei 2022.
“Pemilik lalu melapor ke paramedis Pusat Kesehatan Hewan Palangki pada 10 Mei dengan keluhan sapinya demam, tidak mau makan, mulut berbusa, berbau, dan kuku sakit, ” ujarnya, Jumat (13/5/2022).
Saat diperiksa, tutur Erinaldi, petugas juga menemui tanda klinis seperti sapi sulit berdiri, lepuh, dan myasis di keempat kakinya. Pihaknya lalu melakukan pengobatan pada sapi tersebut dan mengisolasinya.
Selain itu, pihaknya juga mendapatkan laporan bahwa ada tiga ekor sapi di Pasar Ternak Palangki juga mengalami gejala klinis yakni kuku melepuh. Sapi-sapi ini dibeli dalam keadaan sakit atau pincang.
Baca juga:
Resign dari IT, Sukses Bertani Hidroponik
|
Pihaknya lalu melakukan pemeriksaan terhadap sapi-sapi tersebut. Hasil pemeriksaan laboratorium yang keluar hari ini menunjukkan sapi tersebut terkena wabah PMK.
Atas hal tersebut, pihaknya lalu melakukan isolasi terhadap sapi yang terkena penyakit itu. Berdasarkan penelusuran, terungkap bahwa sapi milik salah seorang toke di pasar itu berasal dari Pekanbaru, Riau, setelah sebelumnya dibawa dari Temiang, Aceh.
“Besok, pasar ternak tersebut ditutup untuk sementara waktu, karena merupakan titik penyebaran, ” terang Erinaldi.(**)